Minggu, 07 Maret 2010
“Sebuah sensasi membuncah di wilayah Topsham, Lympstone, Exmouth, Teighmouth dan Dawlish di selatan Devon, yang dipicu oleh penemuan sejumlah besar jejak-jejak kaki yang aneh dan misterius. Sejauh ini dipercaya sebagai tanda yang dibuat langsung oleh iblis…”
Begitu kutipan dari surat kabar kuno The Times terbitan 16 Februari 1855, sebuah lead berita yang membahas soal jejak-jejak misterius yang muncul di atas lapisan salju yang menutup wilayah Devon di bagian selatan Inggris.
Kisah ini berawal saat puncak musim dingin melanda wilayah selatan Inggris, awal Februari 1855. Dimulai saat malam 7 Februari sampai dinihari 8 Februari 1855, salju tebal turun dan menutup seluruh daratan di wilayah Devon dengan warna putih yang dingin. Seorang tukang roti di kota kecil Topsham, mengawali harinya dengan sebuah kejutan. Ia menemukan jejak-jejak aneh di dekat tokonya. Jejak-jejak berderet itu tampak masih begitu segar dan sangat jelas.
Ia keluar sebentar dari tokonya, melihat jejak itu memanjang menuju wilayah sekitar. Saat berbalik akan masuk kembali ke tokonya, ia terkejut melihat jejak yang sama menempel di tembok tokonya, menuju atap. Ada lima bekas jejak yang terlihat jelas. Walau heran, tetapi ia tak mau berpikir panjang.
Begitu kutipan dari surat kabar kuno The Times terbitan 16 Februari 1855, sebuah lead berita yang membahas soal jejak-jejak misterius yang muncul di atas lapisan salju yang menutup wilayah Devon di bagian selatan Inggris.
Kisah ini berawal saat puncak musim dingin melanda wilayah selatan Inggris, awal Februari 1855. Dimulai saat malam 7 Februari sampai dinihari 8 Februari 1855, salju tebal turun dan menutup seluruh daratan di wilayah Devon dengan warna putih yang dingin. Seorang tukang roti di kota kecil Topsham, mengawali harinya dengan sebuah kejutan. Ia menemukan jejak-jejak aneh di dekat tokonya. Jejak-jejak berderet itu tampak masih begitu segar dan sangat jelas.
Ia keluar sebentar dari tokonya, melihat jejak itu memanjang menuju wilayah sekitar. Saat berbalik akan masuk kembali ke tokonya, ia terkejut melihat jejak yang sama menempel di tembok tokonya, menuju atap. Ada lima bekas jejak yang terlihat jelas. Walau heran, tetapi ia tak mau berpikir panjang.
Tetapi kehebohan segera terjadi di pagi itu. Para tetangga yang berkunjung ke toko roti itu ramai bertutur soal jejak misterius yang terlihat di seluruh wilayah.
Bukan hanya di Topsham, jejak-jejak yang sama juga menyebar di lima wilayah dalam Distrik Devon, Inggris. Sebuah jejak berukuran sama, panjang 4 inci, lebar 2,75 inci, dengan jarak antara 8 inci per jejak.
Jejak-jejak itu terlihat di semua tempat dalam varian zig-zag dengan pola gerakan tertentu, mulai dari jalan raya, pekarangan rumah, kebun, tembok pagar, atap, kandang kuda, belukar hingga di hutan. Bahkan jejak itu juga terlihat di lapisan atas Sungai Exe yang membeku di sekitar wilayah Devon.
Hasil penelusuran merujuk pada sebuah rentang jejak yang panjang. Berawal dari wilayah Topshan dan Bicton di utara Devon, melintasi Exmouth, menyeberangi tepian perairan dekat Kastil Powdersham, terus bersambung ke berbagai kebun, permukiman, taman dan berakhir di wilayah Dawles dan Totnes di selatan Devon. Jejak aneh yang misterius itu terlihat sampai jarak ratusan mil.
Agaknya jejak-jejak itu tak terhalang oleh rintangan apa pun. Jika berhadapan dengan tembok, jejak terlihat mendaki sampai ke puncak, jejak itu juga terlihat menembus tumpukan jerami pakan ternak, meniti lubang kecil berdiameter 6 inci di dinding belakang gudang. Bahkan ada juga jejak yang melintasi saluran air bawah tanah dan menerobos pipa air.
Jejak itu tampak cukup dalam dan jelas di atas salju dan lapisan sungai yang membeku. Bekasnya seperti besi panas, sehingga mampu meninggalkan jejak menghitam di dinding rumah yang tidak tertutup salju. Di salah satu gereja di wilayah Woodbury, Devon, jejak itu membekas di pintu gereja. Terlihat seperti bekas tempelan benda panas yang jelas. Bahkan di bekas jejak di wilayah Dawlish yang menghilang ke sebuah rekahan celah di tanah, anjing-anjing meronta dan melolong seperti ketakutan.
Sejumlah besar kelompok masyarakat sejak pagi, berinisiatif meneliti dan mengikuti jejak-jejak aneh itu. Mereka mempersenjatai diri dengan garpu kebun, sekop, bahkan alat pemukul. Takut kalau-kalau binatang buas telah berkeliaran di sekitar wilayah mereka. Mereka mengikuti jejak itu bersama anjing-anjingnya hingga malam, namun anjing terus melolong dan berontak untuk tidak melanjutkan pencarian. Alhasil, kelompok itu tidak menemukan apa-apa kecuali jejak yang tetap terlihat hingga malam. Keanehan demi keanehan membuat mereka mulai dikecam rasa takut dan kepanikan.
Melihat jejak yang terpatri di atas salju, es dan banyak tempat lainnya, mereka berkesimpulan bahwa itu sama sekali bukan jejak binatang. Bentuknya mirip ladam kuda, namun dalam tekstur yang aneh seperti kuku binatang bercabang dua (kuku belah) dan berdiri di atas kedua kaki. Di tengah kekalutan, muncul anggapan bahwa itu adalah jejak-jejak “Old Nick” dalam legenda Inggris, makhluk yang dipercaya sebagai iblis yang menampakkan diri ke bumi. Jejak itu memberi pesan ancaman kutukan iblis! Benarkah?
Wilayah Itu Bernama Devon
Devon adalah sebuah distrik di wilayah baratdaya Inggris, wilayah yang terdiri dari kota-kota kecil di hamparan teritori seluas 6.710 km persegi. Dihuni kurang dari satu juta penduduk, Devon terletak di antara dua perairan, yakni Selat Inggris (English Channel) di selatan dan Selat Bristol (Bristol Channel) di utara.
Devon terkenal dengan berbagai pemandangan alamnya yang indah. Kini menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Inggris. Mulai dari wisata laut, pantai, perbukitan, lembah, hingga wisata alam pedalaman di Dartmoor National Park. Ada dua sungai utama yang mengalir di wilayah Devon, yakni Sungai Tamar dan Sungai Exe.
Sejak zaman dulu, Devon telah menjadi wilayah yang sangat tenang dan damai. Terkenal dengan alamnya yang indah dan salju yang memukau di musim dingin. Namun juga dikenang sebagai salah satu daerah dengan misteri alam yang luar biasa. Jejak-jejak iblis menjadi satu kisah misteri yang tersisa di Devon.
Telapak Kaki Iblis yang Tak Terjelaskan
Jejak-jejak kaki makhluk misterius di Devon, diklaim banyak orang sebagai jejak telapak kaki iblis. Laporan mengenai penampakan jejak ini muncul dari lima daerah di Distrik Devon, Inggris, mencapai radius ratusan mil dalam satu pagi yang dingin, 8 Februari 1855.
Laporan-laporan dari ratusan saksi mata mengalir ke kantor redaksi suratkabar lokal. Hingga akhirnya artikel mengenai jejak-jejak misterius di Devon dilansir beberapa media sebagai fenomena "The Devil's Footprints". Artikel-artikel ini menarik banyak ilmuwan, paranormal dan tentu saja turis yang penasaran. Benarkah itu merupakan jejak telapak kaki iblis?
Selama seratus lima puluh dua tahun, tak ada jawaban memuaskan mengenai fenomena ini. Banyak orang yang tetap percaya bahwa itu benar-benar jejak telapak kaki iblis hingga hari ini!
Sejumlah penelitian di masa itu dan akhir-akhir ini mungkin terkendala oleh tidak adanya bukti otentik. Walau ratusan orang memberikan deskripsi dan gambaran yang sama atau hampir sama tentang hal tersebut, namun memang tidak ada bukti berupa foto atau sampel yang bisa mendukung sebuah penelitian yang tak terbantahkan.
Sejumlah besar kelompok masyarakat sejak pagi, berinisiatif meneliti dan mengikuti jejak-jejak aneh itu. Mereka mempersenjatai diri dengan garpu kebun, sekop, bahkan alat pemukul. Takut kalau-kalau binatang buas telah berkeliaran di sekitar wilayah mereka. Mereka mengikuti jejak itu bersama anjing-anjingnya hingga malam, namun anjing terus melolong dan berontak untuk tidak melanjutkan pencarian. Alhasil, kelompok itu tidak menemukan apa-apa kecuali jejak yang tetap terlihat hingga malam. Keanehan demi keanehan membuat mereka mulai dikecam rasa takut dan kepanikan.
Melihat jejak yang terpatri di atas salju, es dan banyak tempat lainnya, mereka berkesimpulan bahwa itu sama sekali bukan jejak binatang. Bentuknya mirip ladam kuda, namun dalam tekstur yang aneh seperti kuku binatang bercabang dua (kuku belah) dan berdiri di atas kedua kaki. Di tengah kekalutan, muncul anggapan bahwa itu adalah jejak-jejak “Old Nick” dalam legenda Inggris, makhluk yang dipercaya sebagai iblis yang menampakkan diri ke bumi. Jejak itu memberi pesan ancaman kutukan iblis! Benarkah?
Wilayah Itu Bernama Devon
Devon adalah sebuah distrik di wilayah baratdaya Inggris, wilayah yang terdiri dari kota-kota kecil di hamparan teritori seluas 6.710 km persegi. Dihuni kurang dari satu juta penduduk, Devon terletak di antara dua perairan, yakni Selat Inggris (English Channel) di selatan dan Selat Bristol (Bristol Channel) di utara.
Devon terkenal dengan berbagai pemandangan alamnya yang indah. Kini menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Inggris. Mulai dari wisata laut, pantai, perbukitan, lembah, hingga wisata alam pedalaman di Dartmoor National Park. Ada dua sungai utama yang mengalir di wilayah Devon, yakni Sungai Tamar dan Sungai Exe.
Sejak zaman dulu, Devon telah menjadi wilayah yang sangat tenang dan damai. Terkenal dengan alamnya yang indah dan salju yang memukau di musim dingin. Namun juga dikenang sebagai salah satu daerah dengan misteri alam yang luar biasa. Jejak-jejak iblis menjadi satu kisah misteri yang tersisa di Devon.
Telapak Kaki Iblis yang Tak Terjelaskan
Jejak-jejak kaki makhluk misterius di Devon, diklaim banyak orang sebagai jejak telapak kaki iblis. Laporan mengenai penampakan jejak ini muncul dari lima daerah di Distrik Devon, Inggris, mencapai radius ratusan mil dalam satu pagi yang dingin, 8 Februari 1855.
Laporan-laporan dari ratusan saksi mata mengalir ke kantor redaksi suratkabar lokal. Hingga akhirnya artikel mengenai jejak-jejak misterius di Devon dilansir beberapa media sebagai fenomena "The Devil's Footprints". Artikel-artikel ini menarik banyak ilmuwan, paranormal dan tentu saja turis yang penasaran. Benarkah itu merupakan jejak telapak kaki iblis?
Selama seratus lima puluh dua tahun, tak ada jawaban memuaskan mengenai fenomena ini. Banyak orang yang tetap percaya bahwa itu benar-benar jejak telapak kaki iblis hingga hari ini!
Sejumlah penelitian di masa itu dan akhir-akhir ini mungkin terkendala oleh tidak adanya bukti otentik. Walau ratusan orang memberikan deskripsi dan gambaran yang sama atau hampir sama tentang hal tersebut, namun memang tidak ada bukti berupa foto atau sampel yang bisa mendukung sebuah penelitian yang tak terbantahkan.
Begitupun, ada beberapa ahli yang mencoba memberi penjelasan terhadap fenomena misterius di Devon ini. Meramu sejumlah keterangan saksi mata, mereka menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang mencoba menjawab pertanyaan mengenai hal tersebut.
Teori Richard Owen
Sir Richard Owen (1804-1892), seorang ahli biologi, anatomi, paleontolog Inggris, tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fenomena jejak telapak kaki iblis di Devon. Setelah fase penelitiannya selesai, ia menyimpulkan bahwa jejak itu tak lain adalah jejak kaki badger (semacam musang). Walau hewan ini cenderung berhibernasi saat musim dingin, namun dengan alasan tertentu, sesekali bisa juga menjelajah di udara dingin untuk mencari makan.
Badger selalu berjalan dengan cara yang unik. Walau ia berkaki empat, tetapi kaki belakangnya selalu menapak persis di bekas jejak kaki depannya. Ini yang menjelaskan mengapa jejak itu terlihat seperti bekas jejak makhluk berkaki dua.
Kelemahan fatal yang dilakukan Owen, bahwa ia tidak pernah melihat langsung jejak kaki di Devon kecuali dari ilustrasi yang dibuat rekannya dari bekas jejak yang telah mencair. Sebab bentuk telapak badger sama sekali tidak mirip dengan jejak segar yang terlihat di Devon.
Begitupun banyak naturalis dan ahli biologi yang senada dengannya bahwa itu adalah jejak makhluk sejenis musang atau jejak hewan pengerat langka, bangsa tikus atau tupai dan sejenisnya.
Teori Lain
Teori lain muncul dari seorang pendeta Henry Fudsen. Berdasarkan telaah terhadap bekas jejaknya, ia yakin itu adalah semacam jejak hewan buas dari kelompok satwa berkuku belah yang tergolong langka dan belum dikenali. Tidak ada landasan ilmiah lain yang menguatkan teorinya, kecuali upaya menentang soal fenomena iblis yang menampakkan diri di bumi.
Teori Richard Owen
Sir Richard Owen (1804-1892), seorang ahli biologi, anatomi, paleontolog Inggris, tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fenomena jejak telapak kaki iblis di Devon. Setelah fase penelitiannya selesai, ia menyimpulkan bahwa jejak itu tak lain adalah jejak kaki badger (semacam musang). Walau hewan ini cenderung berhibernasi saat musim dingin, namun dengan alasan tertentu, sesekali bisa juga menjelajah di udara dingin untuk mencari makan.
Badger selalu berjalan dengan cara yang unik. Walau ia berkaki empat, tetapi kaki belakangnya selalu menapak persis di bekas jejak kaki depannya. Ini yang menjelaskan mengapa jejak itu terlihat seperti bekas jejak makhluk berkaki dua.
Kelemahan fatal yang dilakukan Owen, bahwa ia tidak pernah melihat langsung jejak kaki di Devon kecuali dari ilustrasi yang dibuat rekannya dari bekas jejak yang telah mencair. Sebab bentuk telapak badger sama sekali tidak mirip dengan jejak segar yang terlihat di Devon.
Begitupun banyak naturalis dan ahli biologi yang senada dengannya bahwa itu adalah jejak makhluk sejenis musang atau jejak hewan pengerat langka, bangsa tikus atau tupai dan sejenisnya.
Teori Lain
Teori lain muncul dari seorang pendeta Henry Fudsen. Berdasarkan telaah terhadap bekas jejaknya, ia yakin itu adalah semacam jejak hewan buas dari kelompok satwa berkuku belah yang tergolong langka dan belum dikenali. Tidak ada landasan ilmiah lain yang menguatkan teorinya, kecuali upaya menentang soal fenomena iblis yang menampakkan diri di bumi.
Ahli dan peneliti lain juga hanya mengajukan kesimpulan dangkal seperti dugaan jenis kanguru yang lepas dari kebun binatang keliling yang saat itu berada di dekat Devon. Ada juga yang menganggap itu adalah jejak rubah, keledai yang ladamnya rusak, tikus, kelinci, burung dan banyak satwa lainnya. Namun tak ada yang benar-benar punya landasan metodologi penelitian ilmiah yang terpercaya atau melihat langsung jejak-jejak kaki di Devon saat masih segar, kecuali hanya menebak saja. Bahkan konyolnya, ada yang menganggap itu akibat tetesan hujan dan proses pembekuan yang cepat, sehingga menimbulkan efek seperti jejak. Tapi bagaimana mungkin bisa dalam lajur pola jejak seperti makhluk yang berjalan dengan kedua kaki sejauh ratusan mil?
Maka penduduk yang melihat langsung jejak-jejak kaki di Devon tetap berkeyakinan bahwa itu adalah jejak telapak kaki iblis. Menyiratkan pertanda buruk bahwa iblis berada di sekitar mereka dan menanti saat untuk menyeret manusia dalam "neraka" yang panas. Kisah ini kemudian diturunkan dari mulut ke mulut di saat musim dingin tiba dan menjadi legenda kekal di Devon, menunggu para ahli mengungkap kebenarannya sampai jejak baru muncul.
Maka penduduk yang melihat langsung jejak-jejak kaki di Devon tetap berkeyakinan bahwa itu adalah jejak telapak kaki iblis. Menyiratkan pertanda buruk bahwa iblis berada di sekitar mereka dan menanti saat untuk menyeret manusia dalam "neraka" yang panas. Kisah ini kemudian diturunkan dari mulut ke mulut di saat musim dingin tiba dan menjadi legenda kekal di Devon, menunggu para ahli mengungkap kebenarannya sampai jejak baru muncul.
Jejak Lain di Luar Devon
Merebaknya isu jejak-jejak iblis di Devon sangat menggemparkan daratan Inggris. Kisah ini pun menyebar ke seluruh Benua Eropa. Diceritakan dari mulut ke mulut hingga menjadi sebuah legenda hingga saat ini.
Ternyata kisah mengenai jejak-jejak iblis bukan hanya muncul dari Devon. Lima belas tahun sebelumnya, di awal tahun 1840, fenomena sejenis pernah muncul di wilayah Scotlandia, tepatnya di gugus pegunungan pertemuan wilayah Glenorchy, Glenlyon dan Glenochay.
Jejak itu muncul di saat iklim dan cuaca sama dengan yang terjadi di Devon, yaitu ketika salju sedang tebal dan dingin begitu menusuk. Seketika penduduk wilayah perbukitan itu digemparkan dengan adanya jejak-jejak kaki dengan kuku berbelah dua mirip bentuk ladam kuda. Temuan ini bukan dilaporkan satu orang, namun oleh ratusan orang di wilayah yang terhampar sejauh 12 mil. Jejak-jejak ini pun sangat mirip dengan yang terlihat di Devon lima belas tahun kemudian.
Merebaknya isu jejak-jejak iblis di Devon sangat menggemparkan daratan Inggris. Kisah ini pun menyebar ke seluruh Benua Eropa. Diceritakan dari mulut ke mulut hingga menjadi sebuah legenda hingga saat ini.
Ternyata kisah mengenai jejak-jejak iblis bukan hanya muncul dari Devon. Lima belas tahun sebelumnya, di awal tahun 1840, fenomena sejenis pernah muncul di wilayah Scotlandia, tepatnya di gugus pegunungan pertemuan wilayah Glenorchy, Glenlyon dan Glenochay.
Jejak itu muncul di saat iklim dan cuaca sama dengan yang terjadi di Devon, yaitu ketika salju sedang tebal dan dingin begitu menusuk. Seketika penduduk wilayah perbukitan itu digemparkan dengan adanya jejak-jejak kaki dengan kuku berbelah dua mirip bentuk ladam kuda. Temuan ini bukan dilaporkan satu orang, namun oleh ratusan orang di wilayah yang terhampar sejauh 12 mil. Jejak-jejak ini pun sangat mirip dengan yang terlihat di Devon lima belas tahun kemudian.
Penampakan jejak sejenis juga dilaporkan dari wilayah Piaskowa-góra (Bukit Pasir) di lereng perbatasan Galicia, Rusia–Polandia, sebuah bukit di deretan gugus Pegunungan Carpathian, Eropa tengah. Setiap kali salju menebal dan musim dingin berada pada tahap puncaknya, jejak-jejak kaki makhluk misterius itu senantiasa terlihat.
Bahkan saat salju berlalu, jejak itu sesekali muncul di atas pasir wilayah perbukitan yang sepi itu. Laporan detail mengenai jejak ini muncul pada Maret 1855. Penduduk sekitar juga meyakini bahwa ini adalah jejak-jejak kaki iblis. Mungkin sesekali iblis keluar dari “teritorinya” yang panas dan muncul ke daerah salju untuk mencari udara dingin. Begitulah spekulasi warga. Anggapan bahwa itu adalah jejak-jejak iblis memang belum terbantahkan, bahkan oleh sejumlah ilmuwan. Mungkin karena tidak adanya bukti foto atau sampel dari wilayah kejadian, kecuali laporan para saksi mata yang jumlahnya ratusan, bahkan ribuan. Karena itu, hingga kini ia menjadi satu fenomena misterius yang belum terjawab. (berbagai sumber)
Sumber :