Sabtu, 23 Januari 2010
Air ternyata tidak hanya dimiliki bumi. Komponen yang satu ini tersebar di alam semesta dalam bentuk cair, padat, dan gas. Di suatu tempat yang jauh di alam semesta, para astronom berhasil menemukan keberadaan air terjauh yang pernah terlihat. Air tersebut berada di sebuah galaksi yang jaraknya lebih dari 11 milyar tahun cahaya dari Bumi. Sebelumnya, air paling jauh yang berhasil ditemukan berada di galaksi yang berjarak 7 milyar tahun cahaya dari Bumi. Tanda-tanda keberadaan air ini berhasil ditemukan menggunakan teleskop radio raksasa dengan diameter 100 meter di Effelsberg, Jerman, dan Very Large Array milik National Science Foundation di New Mexico.
Galaksi berair atau dikenal dengan nama MG J0414+0534, memiliki quasar di intinya. quasar adalah lubang hitam supermasif yang memancarkan cahaya yang sangat terang. Pada area di dekat inti, molekul air bertindak sebagai maser (Microwave Amplification by Stimulation Emission of Radiation) yang sama kuat dengan laser, dan menguatkan gelombang radio pada frekuensi tertentu. Penemuan ini mengindikasikan keberadaan maser air raksasa lebih umum terdapat pada saat alam semesta dini dibanding sekarang. Pengamatan yang dilakukan sekarang berhasil melihat kondisi MG J0414+0534 saat alam semesta masih berusia 1/6 dari usia sekarang.
Galaksi berair atau dikenal dengan nama MG J0414+0534, memiliki quasar di intinya. quasar adalah lubang hitam supermasif yang memancarkan cahaya yang sangat terang. Pada area di dekat inti, molekul air bertindak sebagai maser (Microwave Amplification by Stimulation Emission of Radiation) yang sama kuat dengan laser, dan menguatkan gelombang radio pada frekuensi tertentu. Penemuan ini mengindikasikan keberadaan maser air raksasa lebih umum terdapat pada saat alam semesta dini dibanding sekarang. Pengamatan yang dilakukan sekarang berhasil melihat kondisi MG J0414+0534 saat alam semesta masih berusia 1/6 dari usia sekarang.
Pada dasarnya di galaksi yang jaraknya sangat jauh ini, penguatan gelombang radio dengan tingkat terkuat yang dilakukan oleh maserpun tidak akan cukup kuat untuk bisa dideteksi oleh teleskop radio. Namun, para ilmuwan justru mendapat bantuan dari alam dalam bentuk galaksi lain yang berjarak hampir 8 milyar tahun cahaya yang berada di garis pengamatan MG J0414+0534 dan Bumi. Gravitasi galaksi tersebut berperan sebagai lensa yang membuat galaksi jauh itu lebih terang dan pancarian molekul air jadi tampak oleh teleskop radio. Teleskop kosmik tersebut mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk dapat mendeteksi air dalam faktor sekitar 1000.
Sinyal air pertama kali dideteksi oleh teleskop Effelsberg dan kemudian digunakan VLA untuk mempertajam kemampuan pencitraan yang bisa mengkonfirmasi asal galaksinya. Keberadaan lensa gravitasi memberikan 4 citra MG J0414+0534 yang terlihat dari Bumi. Dengan VLA, para peneliti bisa menemukan gelombang radio yang spesifik yang menyatakan keberadaan air pada 2 citra terang yang dihasilkan. Dua citra lainnya terlampau lemah untuk bisa dideteksi keberadaan sinyal airnya. Frekuensi yang dipancarkan molekul air merupakan pergeseran Doppler akibat pengembangan alam semesta mulai dari 2,2 GHx hingga 6,1 GHz.
Air yang bertindak sebagai maser sudah ditemukan pada sejumlah galaksi yang jaraknya dekat. Biasanya, air diperkirakan berada dalam piringan molekul yang mengorbit lubang hitam supermasif pada jarak yang sangat dekat di inti galaksi. Pancaran gelombang radio yang mengalami penguatan biasanya akan teramati saat piringan tampak dari samping dan terlihat tepiannya. Namun, ternyata orientasi galaksi MG J0414+0534 saling berhadapan dengan Bumi. Dengan demikian, molekul air yang kita lihat dalam maser bukan di dalam piringan melainkan dalam materi yang terlontar sebagai akibat lontaran gravitasi lubang hitam dari orbitnya. Materi yang terlontar tersebut bergerak dalam kecepatan yang sangat cepat.
Pertanyaan lanjutan yang seterusnya kita ajukan adalah, “Jika memang air adalah sumber kehidupan dan keberadaannya tersebar di alam semesta yang luas ini, apakah kehidupan lain juga bisa ditemukan selain yang ada di bumi??”.
Marilah kita berspekulasi dan berteori berdasarkan dengan apa yang kita yakini. Jawabannya bisa berupa “Ya” bisa juga “Tidak”. Misterinya sudah mulai menyentuh dimensi di luar 3 dimensi kita. Yang pasti dari penelitian para ilmuwan, Komponen yang menjadi awal sebuah kehidupan yaitu air, juga terdapat di berbagai sudut galaksi di alam semesta yang maha luas ini.
Sumber : http://langitselatan.com/